Bangunan ibadat masyarakat Tionghoa ini memiliki nama asli asli Sin Tek
Bio. Berlokasi di Pasar Baru, klenteng Sin Tek didirikan sekitar tahun 1698
oleh para petani Tionghoa yang bermukim di luar pusat kota Batavia (nama
Jakarta pada masa kolonial). Sin Tek Bio berisi ratusan patung dewa dari abad
ke-17 dan ke-20. Dewa utama klenteng ini,
Hok Tek Ceng Sung (Fu de Zheng shen) atau Tu di Gong/Thouw te Kong (Dewa
Bumi/Sin Beng/Shen Ming). Awalnya klenteng ini merupakan klenteng kecil. Di
depan klenteng terdapat dua patung singa penjaga (Bao-gu-shi), dan terlihat
ukiran 2 ekor naga melilit di tiang utama bangunan ketika masuk ke dalam.
Bangunan klenteng Sin Tek Bio ini tidak terlihat dari kawasan pejalan kaki
Pasar Baru, karena letaknya di belakang toko-toko yang berjejer sepanjang
jalan. Sin Tek Bio berisi ratusan patung dari abad ke-17 dan ke-20 ini, terdiri
dari dua lantai, dengan 14 altar di ruang utama dan 14 altar di ruang atas.
Adanya altar yang banyak memberikan pilihan bagi umat yang ingin berdoa,
sehingga tidak perlu berdesak-desakan pada waktu-waktu khusus, misalnya Sincia.
Hok Tek Ceng Sin menurut catatan sejarah, merupakan dewa favorit bagi orang
Tionghoa, terutama bagi para petani dan pedagang. Petani menganggapnya sebagai
dewa pelindung bumi (tanaman) sedangkan pedagang menganggapnya dewa pemasok
rejeki dan masyarakat umum menganggapnya sebagai dewa keselamatan dan
kesejahteraan. Penampilan Hok Tek Ceng Sin sendiri biasanya ditampilkan sebagai
kakek berambut dan berjenggot putih dengan wajah tersenyum ramah, berpakaian
hartawan dan bertopi. Ia memegang sebatang emas di tangan kiri dan tongkat di
tangan kanan.
Dengan adanya altar Hok Tek Ceng Sin, maka Sin Tek Bio merupakan
klenteng yang dianggap penting dalam perkembangan masyarakat Tionghoa di Passer
Baroe yang sebagian besar adalah pedagang dan petani.
Di dalam klenteng ini
juga dapat ditemukan altar tokoh-tokoh lokal, seperti Mbah Raden Suria Kencana Winata, yang
merupakan tokoh lokal ternama di kota Bogor. Menurut salah satu penjaga
klenteng, penempatan altar tokoh lokal adalah suatu penghormatan para pendatang
dari Tiongkok kepada wilayah dimana mereka tinggal. Altar ini merupakan bentuk
akulturasi kepercayaan pendatang dan kepercayaan lokal.
Foto : Diyah Wara, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar